Hmm…nulis tentang masalah ini mengingatkanku pada tahun 2010 kemarin
saat mengikuti tes SNMPTN. SNMPTN memang menjadi salah satu tes masuk
PTN yang favorit di negeri ini. Soalnya, melalui jalur SNMPTN kita bisa
mendapatkan biaya kuliah yang lebih terjangkau dari jalur-jalur lainnya.
Di Universitas Airlangga (tempat saya kuliah) misalnya, mahasiswa yang
masuk lewat jalur SNMPTN hanya membayar SPP sebesar Rp. 800.000 per
semester. Dibanding dengan jalur PMDK Umum, biaya ini tentu sangat
murah. Mahasiswa PMDK Umum per semesternya harus membayar SPP sekitar
Rp. 3.500.000 tergantung jurusan atau program studinya serta sumbangan
pendidikan yang nilainya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta
rupiah. Di kedokteran malah lebih mahal lagi, mahasiswa PMDK umum harus
membayar SPP sebesar Rp. 6.000.000 sedangkan mahasiswa SNMPTN hanya
membayar Rp. 1.250.000.
Inilah yang menjadi latar belakang saya untuk berusaha keras agar
bisa lulus masuk PTN melalui jalur SNMPTN. Nah, pada postingan kali ini,
saya akan berbagi kisah dengan kalian, hal-hal apa saja yang dulu saya
lakukan agar bisa lulus SNMPTN.
Hal pertama tentunya belajar dengan “sekuat” tenaga. Tidaklah mungkin
seorang pilot pesawat terbang bisa menerbangkan pesawat tanpa latihan
terlebih dahulu. Hal ini berlaku pula bagi kita seorang pelajar yang
ingin masuk ke universitas terbaik yang menjadi impian banyak orang.
Ingat, kita bersaing dengan ribuan orang dalam program studi tertentu.
Katakanlah prodi komunikasi yang dulu menjadi pilihan ke “3″ ku.
Peminatnya saat itu adalah sekitar 1068 orang sementara daya tampung
dari SNMPTN hanya 30-an orang saja, maka secara sederhana, untuk
mendapatkan 1 kursi di prodi ilmu komunikasi, anda harus mengalahkan 35
pesaing anda. Luar biasa!. Lalu, ketika tantangan yang dihadapi sebegitu
basarnya, masihkah kita pantas berpangku-tangan dan berleha-leha bak
“Miss Universe ” dengan menganggap remeh, bahkan enggan untuk belajar.
Non Sense (kata dosen metodologi penelitian).
Itulah yang dulu saya coba hindari. Meskipun waktu itu libur panjang
setelah UN seolah membuat kita terlena, namun semangatku untuk terus
belajar, belajar dan belajar tidak pernah surut. Setiap hari minimal 10
soal dari setiap mataujian yang akan diujikan harus saya kuasai dengan
sebaik-baiknya. Karena waktu itu saya mengambil IPC maka ada 10 mata
ujian diantaranya: TPA, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, Sejarah, Sosiologi, Geografi. Subhanallah
banget pokoknya. Tapi itulah tantangannya. Untuk menyemangati
belajarnya, bayangkan ketika anda lulus (SNMPTN) nanti akan menggunakan
jas almamater universitas itu, bayangkan betapa senangnya bisa di wisuda
sebagai wisudawan unversitas itu, bayangkan semua teman-temanmu
memujimu karena bisa masuk di universitas itu, dan masih banyak lagi.
Hal kedua yang juga sangat penting setelah usaha tentunya Berdoa.
Inilah hal yang paling intens saya lakukan menjelang SNMPTN waktu itu.
Sebagai seorang muslim, yakinilah firman Allah yang artinya kurang
lebih: “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
berusaha”. Selain itu salah satu firman Allah yang membuatku pantang
menyerah adalah “Berdoalah kepada-Ku niscaya Ku-kabulkan”. Itulah dua
ayat yang benar-benar menginspirasiku untuk terus maju dan pantang
menyerah.
Apa saja ibadah yang waktu itu coba saya jaga pelaksanaannya? Yang
pertama tentunya shalat lima waktu yang konsisten. Hendaklah sampaikan
keinginanmu saat bersujud diwaktu sholat. Menurut salah satu riwayat,
inilah posisi yang paling dekat antara hamba dengan Sang Penciptanya
yaitu Allah SWT. Sampaikan doamu itu secara khusyuk kepada-Nya, yakini
saja kalimat Kun Fa Yakun yang telah Allah janjikan. Ingat, sampaikan
doamu dengan penuh keyakinan dan optimis, sebab Allah mengikuti
prasangka hambanya. Berdoalah bahwa Allah pasti meluluskanmu. Optimis!.
Ibadah kedua yang juga saya lakukan adalah shalat tahajud setiap
malam. Jadi, sebelum memulai belajar saat dini hari, saya selalu
mengawalinya dengan shalat tahajjud. Tahukah apa yang dijanjikan Allah
kepada orang-orang yang melaksanakan shalat tahajud? Allah telah
menjanjikan tempat terpuji, tempat terbaik bagi hamba-hambanya. Insya
Allah, jika kelulusanmu itu akan mengantarkanmu pada tempat terbaik bagi
hidupmu, niscaya Allah pasti akan mengabulkannya. Jika tidak, wallahu
A’lam.
Ibadah ketiga yang juga saya rutin lakukan adalah membaca surah Yasin
setiap habis sholat maghrib. Tips ini saya dapatkan dari salah satu
paman yang dulu menjadi tempat tinggal sementara saat menjelang tes.
Niatkan membaca ini karena Allah dan berdoalah untuk ruhmu sendiri
supaya diberikan ketenangan saat menjawab soal-soal. Ingat, bukan arwah,
tapi ruh (kalau arwah, berarti anda sudah mati, hehe). Setelah membaca
Yasin, berdoalah sekali lagi supaya Allah meluluskanmu.
Yang terakhir, berdoalah di kampus tujuanmu (jika memungkinkan).
Berdoalah di Masjidnya. Berdoalah supaya masjid itu merindukanmu untuk
kembali lagi shalat di situ. Hal seperti ini biasanya dilakukan umat
muslim yang pergi berhaji ke Baitullah, sebelum pulang, mereka biasanya
berdoa di depan Kakbah agar bisa kembali lagi suatu saat. Hal yang sama
dapat anda terapkan untuk SNMPTN ini. Kalau saya, saya dulu berdoa di
Masjid Nuruzzaman Unair.
Saya lakukan itu setelah tes berakhir, yaitu dihari pertama dan kedua
SNMPTN. Doanya kurang lebih seperti ini ” Ya Alah, Ya Rohman, Ya Rohim,
Masjid ini adalah masjid tempat para intelektual Unair berkumpul untuk
mengingatmu. Ya Allah, hamba mohon kepada-Mu, buatlah Masjid ini rindu
kepada hamba, buatlah hamba untuk bisa terus menyembah-Mu di masjid
nuruzzaman ini. Maka dari itu Ya Allah, perkenankan dan ridhoilah hamba
untuk bisa lulus pada SNMPTN tahun ini. Amin, Ya Robbal Alamin”.
Terdengar aneh, tapi itulah hal-hal yang saya lakukan. Dalam setiap
doa, saya tidak pernah lupa mengucapakan kata “perkenankan dan ridhoilah
hamba”. Mengapa ini saya lakukan, karena saya berharap bahwa kelulusan
saya di SNMPTN ini benar-benar diperkenankan dan diridhoi oleh Allah
sehingga tidak menjadi beban yang berat bagi saya untuk menjalaninya.
Dan Alhamdulilah, Allah mendengar dan mengabulkan semua doaku waktu itu.
Allah mendamparkanku di program studi Ilmu Komunikasi Universitas
Airlangga. Subhanallah, sungguh Kuasa Allah benar-benar menyelimuti
seluruh langit, bumi dan seisinya.
Hal yang harus saya lakukan sekarang adalah menjalaninya dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sesuai janjiku kepada-Nya saat
itu. Meluruskan kembali niat, bahwa saya kuliah, saya menuntut ilmu
adalah untuk Allah dan berharap hasil dari ilmu yang saya peroleh dapat
bermanfaat bagi diri saya, masyarakat, agama, bangsa dan negeri ini.
Amin…
Buat adik-adik dan teman-temanku yang akan mengikuti SNMPTN ditahun
2011 ini, entah untuk yang pertama ataupun yang kedua kalinya, SEMANGAT
YA…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar